Bayangan Buram Digitalisasi Pada Seni Tradisi

Dengan ketelitian sempurna, lelaki berambut sebahu itu menatah mengikuti pola yang ada. Sesekali, di sela jeda, ia dipaksa menyeka peluh yang mulai menembus dahinya. Bajunya basah oleh terik sang surya yang cukup menyengat siang itu. Namun, hal tersebut tidak mengusik konsentrasi Imam Nurudin, demikian nama pria yang berprofesi sebagai pembuat wayang sekaligus dalang muda dari Desa Mergayu, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, tersebut. Konsentrasinya seakan tersedot pada tokoh wayang yang sedang digarapnya: Semar.

Lelaki berusia 36 tahun tersebut memang telah menggandrungi wayang sejak bangku sekolah dasar. Meskipun darah dalang tidak mengalir dari keluarganya, naluri seninya tumbuh kala ia rutin menikmati pertunjukan wayang di desanya. Ketertarikan tersebut mendorongnya menciptakan wayang pertamanya dari bahan kardus bekas yang ia bentuk menggunakan paku yang dipipihkan.


Selengkapnya baca tulisan kami di: https://mediaindonesia.com/weekend/559319/bayangan-buram-digitalisasi-pada-seni-tradisi

Share your love
gatarafoundation@gmail.com

gatarafoundation@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *